Raya
Aku terbaring dalam kegelapan ku,menantikan cahaya. Aku selalu berharap cahaya itu akan menghampiriku,menghangatkan aku dalam gelapnya dunia ku. Tapi kini harapan itu mulai pergi meninggal kan ku. Apa yang salah dalam hidup ku,apa yang salah dalam diriku. Aku selalu melakukan yang terbaik. Tak ada yang ku inginkan dalam hidupku selain melihat orang-orang yang ku cuntai bahagi terutama dia. Rangga. Laki-laki yang selalu menari-nari dalam pikiran ku. Membayangi setia lahngkah ku. tapi ternyata dia hanya imajinasi ku,hayalan dalam kegelapan angan ku. Pria tampan yang selalu menjadi impian ku. aku celupan kakiku dalam dinginnya air danau ini. Ku goyang-goyangkan perlahan hingga aku bisa merasakan bahwa hati ku pun sedingin air ini. Aku tak tau apa yang aku pikirkan,aku tak tau apa yang ku ingin kan.aku terlalu takut untuk memikirkan apa yang aku inginkan.
Hujan!!!
Aku dapat merasakan harumya,begitu menyejukan. Aku begitu mencintai hujan. Hujan selalu memberikan kedamaian bagiku. ketika itu hujan, dan kami,aku dan senja kakak perempuan ku selalu bermain dipinggir rumah sambil menengadah menanti hujan.dia begitu cantik ketika air hujan menerpanya. Hingga kadang aku iri. Kami begitu berbeda,bia begitu cantik,senyumnya,candanya bhkan marahnya sekali pun.
Namun dalam seketika semuanya hilang ketika ku menemukannya menangis histeris ditempat tidurnya,aku melihat dia memegang gumpalan darah yang keluar dari rahimnya,dia menangis sejadijadinya dan menatap ku penuh kesedihan.. Sejak saat itu dia hanya menangis,tak pernah lagi aku menemukan senyum dibibir tipisnya. Tak pernah lagi kami menengadah hujan seperti dulu. Aku tak tahu apa yang terjadi padanya,aku hanya tahu kalau dia kalah, kalah dalam pertarungan hidupnya. Sesaat aku membencinya,kenapa dia mesty menyerah dalam pertarungan hidunya. Tapi sesaat kemudian aku merasa bersalah,aku adalah adiknya tapi aku tak pernah tau sedikit pun tentang dia. Aku bahkan tidak dapat merasakan kesedihan yang dia rasakan selama ini .aku tak tau sedikit pun tantang beban yang dia rasakan selama ini,tentang kandungan nya yang dia sembunyikan. Mungkin aku adalah adik terbodoh yang pernah ada didunia. Ngga ada yang bisa aku lakukan untuk mengembalikan dirinya yang dulu. lalu pada suatu hari aku menemukannya terbaring lemah di kamar mandi kamarnya dengan sebuah pisau ditangannya. Dia telah memotong nadinya dan juga mengakhiri hidupnya. Tak ada lagi candanya,tak ada lagi guraunya ketika kami akan tidur.aku membenci laki-laki itu. Laki-laki yang meninggalkan kakak ku. Namun ternyata laki-laki itupun ikut menyusul kakak ku kesurga dalam sebuah tabrakan mobil menuju rumah kami.
Aku mendengar derap langkan menghampiriku,tapi ku biarkan karna aku tak ingin melewatkan hujan ini. Dia memeluku,aku berusaha untuk melepaskannya tapi tak bisa. Dia memeluku begitu erat..
”diam!!” katanya. Suara itu. Dia .
”maaf” kataku.
”kenapa?kenapa kamu ninggalin aku ra???”
”karna aku ngga bisa jadi orang yang baik buat kamu”
”engga”.katanya
”lepas kan aku dit,aku begitu lelah. Biar kan aku tertidur untuk sejenak.”
”engga akan ra”pintanya.
”kamu yang ninggalin aku kan?”akhirnya ku ungkapkan juga kekesalanku padanya. Bukan kah dia yang memilih untuk meninggalkan aku demi keegoisannya
”maaf!!!aku bener-bener ga bermaksud untuk ninggalin kamu ra”
Hujan semakin deras,seperti pelukannya padaku. Di pria imajinasi ku,dan ,aku lah adik dari wanita yang menghancurkan keluarganya. Dan dia adalah anak dari pria yang kakak ku cintai. Aku tau dia begitu membenciku,karna aku adalah adik siperusak rumah tangga orang. Tapi apa salah jika kakak ku mencintai ayahnya. Kenapa pula dia diberkahi cinta pada ayahnya. Bukan salahnya,lalu siapa yang salah.Tuhan? Tuhan tak mungkin salah. Lalu siapa.
”dia pun menderita dit”katakku sengau menahan air mata..”dan aku pun sangat menderita”
Dia terus memelukku.”aku tak pernah ingin dilahirkan seperti ini,aku tak pernah memintanya dit.tapi aku bersyukur bisa mencintai mu. Meski aku hanya mencintai bayangan mu”lanjutku sambil terisak menahan tangis.
”kalau begitu jangan berhenti mencintai ku”katanya.
Aku hanya tersenyum simpul,,aku menarik paksa tubuhku dari pelukannya. Aku sudah tak sanggup lagi mendengar semua ini, biarkan aku sendiri. Kepala ku pening,hampir saja jatuh ketika aku berusaha menarik diri dari pelukannya. Sial!!! Darah,,,!!!
Aku merasakan darah mengalir dari hidungku,kepala kun makin penat.
Aditiya berusaha meraih ku ketika melihat aku akan tersungkur,tapi ku hempaskan pegangannya.
”pergi!!!!”teriaku. Aditiya hanya terpaku melihat ku berteriak.”pergi kataku”. sekali lagi aku berteriak padanya.tapi dia tetap berdiri menatap ku. Matanya terlihat merah tapi aku tetap bisa merasakan lembutnya tatapan itu.
”Lihat ini” kata ku sembari memperlihatkan darah di telapak tangan ku. ”ini darah kematian ku” kataku. ”bisa lihat kan”.
Aku melihatnya begitu khawatir,dia berusaha meraih ku. Namun aku berjalan menjauhinya. Aku menangis sejadi-jadinya sambil berjalan menjauhinya.
”’aku mencintai mu” teriaknya. Seketika aku menghentikan langkahku.
”aku bener-bener mencintai mu, sampai kadang aku merasa ga bisa bernafas tanpa kamu disamping aku. Apa kamu bisa merasakan itu. Aku pun menderita. aku selalu menyalahkan Tuhan karna membiarkan ku mencintai orang yang paling aku benci di dunia ini. Aku membenci setiap hal yang aku rasakan. Tapi itu ga sedikitpun ngubah perasaan aku bahwa aku begitu mencintai mu.”dia berjalan mendekatiku,memeluku dengan lembut seperti seorang bayi.
”aku selalu berharap bahwa kamu bukan adik dari wanita itu. Aku selalu berharap untuk itu. Dan aku selalu berharap agar ayah ku tak pernah mencintai kakak mu dan meninggalkan aku. Tapi ngga bisa!!semuanya ga da yang berubah”.tangisnya
”aku marah pada senja.dia sahabat ku,sahabat yang aku bangga kan. aku marah pada ayahku karna dia lebih memilih kakak mu dan akhirnya dia pu mati jg meninggalkan aku dan ibu ku.” mata ku mulai panas,air mata ku pun jatuh bersamaan hujan. Aku tau senja pun menangis melihat ku tapi Tak ada yang bisa aku berikan padanya selain penderitaan padanya. aku bahkan akan meninggalkan nya untuk selamanya.aku harus pergi.
”aku bahkan tak pantas mendampingimu”kataku.Aku segera berlari menjauhinya,tapiaku begitu pusing,aku tak sanggup lagi untuk berlari,aku lelah. Seketika aku merasakan benturen yang begitu keras didahi ku..
***
Aku melihat kakakku menengadah,menanti hujan. Begitu indah dan menyenangkan,aku bisa merasakan tetesan air hujan yang mulai jatuh menerpa wajahku lembut. Selalu membuatku sejuk dan damai,senja menjulurkan tangan nya padaku. Berusaha meraihku. Aku begitu terpesona meliht senyumnya yang manis. Aku merindukan senyum dan kedamaian yang selalu aku impikan.
”aditiya itu keras ra,tapi kaka tau kalau dia benar-benar mencintai kamu”bisik senja. Aditiya!! Tiba-tiba Aku mendengar sayup-sayup suaranya. Seketika aku terbangun. Kepala ku pening,aku berusaha meraba-raba dahi ku. Ukh,sakit..!!
Lalu aku melihat aditiya disitu menatapku.
Dia tersenyum simpul melihat ku,tapi tunggu. Dimana aku,kenapa aku ini.
”kamu uada bae kan??” tanyanya lembut.
”Buat apa kamu disini?”kataku.
”aku sudah menunggu mu disini selama semalaman dan kamu masih bertanya kenapa aku disini?”katanya. Berartu dia sudah semalaman begadang.
”tanpa tidur tentunya” tambah seorang dokter yang datang tiba-tiba.dia memeriksa ku sebentar dan segera berabjak pergi.
”aku begitu mencintai mu,pahamilah itu” kata aditiya.
”tapi..”
”ngga ada tapi-tapi” potongnya.”setiap orang pasti mati. Entah besok.sekarang atau lusa. Lalu apa yang salah.” senyumnya tanpa beban.”apa kau tega membuat senja menangis??sudah banyak waktu yang aku habiskan dengan membencimu. Apa kau tega membuat ku menyesal??” tambahnya
”kenapa hari ini kau suka sekali berbicara. Bawel,,!!!”senyum ku
”ikh dasar jelex,beda banget ma senja dech senja tuch yang cantik,manis…”cerewetnya
”terus,,,terus aja”kata ku. Aku memang sangat berbeda dengan kakakku yang begitu cantik.
”yech ngambek,,”senyumnya sambil menggodaku aku pun ikut tersenyum melihatnya..”harusnya aku nyadar dari dulu kalau senja itu orang yang tulus. Dia selalu mencintai orang dengan tulus.aku ini sahabatnya Bener kan yank” bisiknya lembut sembari mengusap keningku dan mengecupnya lembut.
Aku tak berdaya lagi,karna pada kenyataannya aku pun begitu mencintainya. Dan di sisa hidu ku ini aku tak ingin melepaskannya. aku tak ingin membuat senja menangis karna kebodohanku. Dia tak sedikit pun malu akan diri ku dengan imej jelek yang menempel padaku karna senja.,bahkan dia begitu bangga akan diriku. Dia mengajakku menikah,dan aku menerimanya. Kami pun menikah di sebuah pantai senja itu.aku begitu bahagia dan aku tau senja pun bahagia melihat ku disana.
Aditiya
Aku begitu mencintai raya,dia adalah gadis yang selalu membuat aku jatuh cinta setiap hari. Dia tidak cantik,tapi hatinya begitu cantik. Aku tak pernah sedikitpun malu akan dirinya bahkan aku begitu bangga akan dirinya. Dia adalah aku. Aku mencintainya,bukan karna sikapnya,hatinya ataupun raganya. Tapi karna dia adalah dia. Aku belajar segalanya pada raya. Seperti namanya raya. Dia pun seperti jagad raya ku. Senja selalu berkata padaku untuk menjaganya,meski sedikit terlambat aku akan selalu menjaganya dalam hatiku. Sebulan setelah kami menikah di pun pergi meninggalkan ku.penyakit yang tuhan hadiahkan pun akhirnya mengakhiri hidunya. Tuhan begitu mencintainya hingga dia lebih dulu diambil untuk berada disamping-Nya. Tapi yang aku tahu dia akan selalu hidup dalam hati dan jiwa ku untuk selamanya. Dan dia tidak akan pernah mati. Selamanya. Dia memberiku satu anugrah terindah dalam hidupku,yaitu RAYA.